Modul 3.1.a.9 Koneksi Antarmateri Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran

Koneksi Antarmateri
Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran


Oleh    : Teguh Hadi Chriswanto
Fasilitator    : Heri Rakhmat
Pembimbing Praktik
    : Devi Emilya

Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil?

Filosofi Pratap Triloka, yang berisi  Ing ngarso sung tuladha, Ing madya mangun karsa, Tut wuri handayani, sebuah konsep pendidikan yang digagas oleh Suwardi Suryaningrat atau Ki Hadjar Dewantara. Beliau merupakan pendiri  Taman Siswa. Filosofi Pratap Triloka tersebut, memiliki makna,  “dari depan memberi teladan”, “dari tengah membangun kemauan”, “dari belakang memberikan dukungan”. Seorang guru mempunyai tugas menuntun segala potensi yang ada pada murid, mengarahkan dan memberi dorongan supaya murid dapat berproses dengan rasa Bahagia serta bertumbuh kembang dengan selamat dan merdeka sesuai kodratnya masing-masing

Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Didalam mengambil keputusan yang tepat, diperlukan proses dan tahapan yang berlandaskan paradigma dan prinsip. Dalam menjalani kehidupan, kita akan selalu dihadapkan pada pilihan-pilihan yang membutuhkan serangkaian keputusan-keputusan. Dibutuhkan pilihan keputusan yang tepat dan efektif, guna menciptakan kebahagiaan dan keselamatan. Tentunya Di sinilah diperlukan nilai-nilai kebajikan yang menjadi dasar dalam menentukan sebuah keputusan yang tepat dan efektif. Karena dengan nilai-nilai kebajikan kita dapat membedakan benar dan salah.

Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut. Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada modul 2 sebelumnya?

Proses pengambilan keputusan, selain melakukan pengujian paradigma, prinsip resolusi, serta menjalankan langkah-langkah pengambilan keputusan, diperlukan juga keterampilan coaching. Dimana dengan tehnik coaching, seorang guru akan menjadi coach bagi dirinya sendiri melalui pertanyaan-pertanyaan untuk memprediksi hasil, dan melihat berbagai opsi solusi sehingga dapat mengambil keputusan dengan tepat. Dalam diri kita akan muncul pertanyaan-pertanyaan atas pengambilan keputusan tersebut dan bisa kita jawab melalui refleksi atau umpan balik sehingga akan mendapatkan jawaban yang positif.

Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan?

Pengambilan keputusan yang bertanggung jawab, diperlukan kompetensi  kesadaran diri (self awareness), pengelolaan diri (self management), kesadaran sosial (social awareness) dan keterampilan berhubungan sosial (relationship skills). Proses pengambilan keputusan seharusnya juga dilakukan dengan kesadaran penuh (mindful) dengan berbagai pilihan dan konsekuensi yang ada, sehingga pada prosesnya membantu guru memutusan keputusan terbaik yang bisa diambil. 
Setelah keputusan diambil guru bisa melihat kembali keputusan tersebut dan melakukan refleksi. Apakah keputusan tersebut sudah berlandaskan kepada nilai-nilai kebajikan universal? Apakah keputusan yang diambil dapat dipertanggung jawabkan? dan sebagai pemimpin pembelajaran, apakah keputusan yang guru ambil sudah berpihak kepada murid? Apa dampak positif dan negatif dari keputusan yang guru ambil?.

Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Setiap manusia pasti memiliki cipta rasa dan karsa, sehingga dapat membedakan benar atau salah, baik atau buruk terhadap sebuah masalah yang dihadapinya. Jadi sangat penting seorang guru mampu menganalisis permasalahan, apakah yang dihadapinya merupakan dilema etika ataukah bujukan moral. Dari beberapa studi kasus yang dihadapi, maka keputusan yang diambil akan mempresentasikan nilai-nilai yang dianutnya. Sebagai seorang guru memegang teguh nilai-nilai kebajikan yang menumbuhkan budaya positif di sekolah dan nilai-nilai dapat mewujudkan merdeka belajar, seperti nilai-nilai mandiri, inovatif, kolaboratif, dan reflektif. Sehingga keputusan-keputusan yang diambil akan sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai.

Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman?

Sebuah keputusan yang diambil akan selalu berdampak, baik bagi diri sendiri, maupun orang lain sehingga diperlukan pengambilan keputusan yang tepat. Untuk menghasilkan sebuah keputusan yang tepat tentu harus melalui serangkaian proses dan tahapan yang tepat. Pengambilan keputusan haruslah memiliki dasar serta langkah-langkah yang terstruktur dan sistematis dan teruji, berlandaskan paradigma dan prinsip. Aspek sosial dan emosional juga menjadi bagian yang penting untuk menghasilkan keputusan yang tepat, sehingga berdampak terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman serta nyaman bagi semua orang.
Didalam pengambilan keputusan harus berdasarkan pada 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan dan pengujian merupakan langkah tepat untuk menciptakan keputusan terbaik sehingga tercipta lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Selanjutnya, apakah kesulitan-kesulitan di lingkungan Anda yang sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Apakah ini kembali ke masalah perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Kesulitan-kesulitan di lingkungan saya yang sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika, budaya sekolah yang masih menjalankan paradigma lama disekolah sehingga jika terjadi permasalahan yang terkadang memaksa guru untuk pengambilan keputusan yang kurang tepat dan tidak berpihak kepada murid. Dalam pengambilan keputusan hanya mengandalkan analisa-analisa terhadap permasalahan yang sedang dihadapi sehingga akan muncul kendala baru didalam proses pelaksanaan keputusan. Didalam pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika, dapat melihat permasalahan dengan obyektif dan memiliki dampak positif bagi banyak orang.

Dan pada akhirnya, apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita?

Ketika kita sebagai pemimpin pembelajaran mengambil sebuah keputusan yang tepat dan berpihak pada murid maka kebutuhan-kebutuhan murid akan terpenuhi, sehingga akan tercipta perasaan murid yang bahagia serta merdeka dalam belajar. Ditambah keterampilan seorang guru dalam proses coaching dan kompetensi sosial emosional dapat membantu mewujudkan hal itu.

Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Pemimpin pembelajaran merupakan pamong bagi murid-muridnya yang memiliki tanggung jawab untuk merawat dan menjaga dengan cara membimbing perkembangan potensi yang dimiliki setiap murid. Sehingga letika kita mengambil sebuah keputusan yang berpihak pada murid maka kebutuhan-kebutuhan murid akan terpenuhi dan bertumbuh sesuai kodratnya masing-masing. 

Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Dalam melaksanakan proses pendidikan, guru haruslah berperan sebagai pemimpin pembelajaran dengan berpedoman pada filosofi Pratap Triloka Ki Hajar Dewantara. Setiap keputusan yang diambil oleh seorang guru, harus menuntun murid untuk memenuhi kebutuhannya dalam belajar. Keterampilan coaching dan mengelola kompetensi sosial dan emosional juga menjadi alternatif dalam menciptakan keputusan-keputusan yang berpihak pada murid.

Komentar

  1. Pratap Triloka Ki Hadjar Dewantara adalah pedoman bagi guru dalam melaksanakan perannya sebagai pemimpin pembelajaran. Guru diharapkan mampu menjalankan perannya ketika berada didepan, ditengah, dan dibelakang sehingga keputusan yang diambil memang berlandaskan kebutuhan dan kepentingan murid.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

UKK PRAKARYA KELAS 8G, 8H, 8I, dan 8J